CUACA panas yang melanda kawasan ini, hendaknya menyadarkan warga akan betapa pentingnya kesadaran memelihara pepohonan di setiap ruang kota.
Bila selama ini banyak warga yang suka iseng mencabut daun atau mematahkan ranting pohon di tepi jalan, diminta tidak lagi meneruskan kesenangan semu tersebut.
Kami cukup sering melihat warga yang tengah berjalan kaki dalam kota, iseng-iseng tangannya mematahkan ranting pohon untuk sekedar dikunyah-kunyah atau mencongkel gigi.
Patahin ranting untuk congkel gigi, itu kebiasaan kecil segelintir warga kota kami, tapi efeknya sangat buruk untuk kepentingan pertumbuhan pepohonan dalam kota.
Kami juga sering melihat para nelayan yang sedang berangin-angin siang di bawah pohon cemara taman tepi laut, berangin-angin sembari tangannya iseng menggores-goreskan batang kulit pohon cemara dengan pisau. Bahkan nelayan muda suka menggores namanya di situ. Itu cuma untuk peulale-lale jaroe, tapi sangat mengiris bagi pertumbuhan cemara.
Kota kami, sebagai sebuah kota tepi pantai yang rentan cuaca panas, “Kepada Yth” segelintir warga yang selama ini suka “gatal tangan” pada pohon-pohon dalam wilayah kota, agar segera menghentikan kebiasaan kecil, iseng dan destruktif itu. Meski itu amat mengasyikkan.[]