Hakim dan Artis

DUA orang artis cantik bertubuh sangat ideal, bertengkar di lokasi syuting gara-gara salah paham. Rupanya tanpa disangka pertengkaran berlanjut sampai ke tindak sentuhan fisik versi garis keras plus jambakan rambut. Dan konflik pun tak lagi hanya sebatas diskomunikasi.

Tak ayal, setelah berbulan-bulan tak selesai sebatas saling damai saling ikhlas surut selangkah dengan jiwa besar, persoalan pun bermuara ke pengadilan. Dan tentu saja, puluhan ribu penggemar mereka di tanah air, tak henti hari mengikuti kisah perseteruan mereka via koran, radio, media online dan televisi.

Tak tanggung-tanggung memang. Dua artis muda terkenal itu memang sangat cantik serta tingkah laku mereka sangat mengesankan. Setiap mereka berada di pengadilan, para penggemar, tua-muda bahkan sampai ke yang masih sangat remaja, berkumpul di dalam dan luar gedung nan mulia itu.

Dan terus, walau dalam proses pengadilan tak boleh ada teriakan, aplus dan ucapan-ucapan tinggi, namun semua serba tahu bahwa semua yang ada di pengadilan, baik penggemar, aparat kemanan, para wartawan dan kameramen bahkan aparatur di jajaran administrasi pengadilan sendiri, senang melihat kehadiran dua artis itu di sana.

Tetapi yang paling mencengangkan adalah ketika sang hakim ketua sidang berucap di luar konteks prosedural persidangan saat salah seorang di antara dua artis itu tengah berada di bangku pesakitan, “Syukurlah kalian sekali-sekali ada di sini hingga membuat ruang dan situasi pengadilan jadi fresh begini.”

Rupanya, sontak, apa yang diucapkan hakim ketua sidang itu menjadi pembicaraan ramai di media massa berhari-hari berikutnya oleh para pengamat pengadilan. Namun semua komentar para pemerhati itu umumnya bernada positif; bahkan tidak ada yang menyorot pernyataan hakim tersebut dalam konteks kewibawaan dan kepatutan sakralisme ruang sidang.

Dan bila dikecai dalam satu ikatan maka semua pendapat mereka dapat disimpulkan, bahwa segenap lapisan masyarakat layak mengakui, selama ini semua hakim di tanah air nyaris sewot karena setiap yang duduk di kursi pesakitan kental mengusung kasus yang tidak menyenangkan yang terus memancing perasaan menjijikkan dari dalam sanubari para hakim.

Malah akibat kejemuan itu, kata para pengamat, pernah suatu ketika beberapa waktu lalu diam-diam tanpa sempat terendus wartawan, seorang hakim kecoplosan bicara dengan mengatakan, “Ini adalah negeri yang sangat menjijikkan bagi para hakim yang ikhlas dan jujur.”

Jadi wajar, bila hari ini dua artis cantik bertubuh manis plus tingkah-polah mereka yang menyenangkan bertengkar dan lalu kasus mereka bermuara di pengadilan membuat hakim ketua, senang. Para hakim anggota, senang. Panitera, senang. Jaksa, senang. Pengacara, senang. Pegawai pengadilan, senang. Polisi, senang. Wartawan, senang. Semua, senang. Semua tercerahkan.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.