Rasa Emas

Tahukah kamu emas itu punya rasa? Kalau tidak, baiklah kini kuceritakan padamu bagimana emas itu bisa memberi rasa. Rasa yang unik yang memberi banyak makna tentang miskin dan kaya dalam hidup ini.

Ini cerita lama yang sering jadi dongen pengantar tidur masa kecil. Tapi kisah ini tak pernah lapuk untuk diceritakan apa saja. Abu Nawas dari negeri seribu satu malam telah merangkainya untuk kita.

Dalam dogeng lama masa kecilku dulu diceritakan, di sebuah perkampungan pinggir istana raja, hidup dua keluarga yang stausnya berbeda bagai langit dan bumi. Satu kaya satu papa. Satu hidup sehat, satu lagi kurus kerontang. Tapi anehnya yang sehat bugar itu kelaurga papa, sementara kelaurga kaya raya kurus seperti penyakitan.

Terjadilah dialog antar dua kepala keluarga. Si kaya bertanya pasa si miskin mengapa keluarganya sehat-sehat dan berbadan gemuk, sementara keluarganya yang berkecukupan malah dengan harta melimpah badannya kurus-kurus.

Si miskin dengan kemiskinannya memberi penjelasan bahwa, mereka para pekerja keras yang hidup setiap hari dengan keringat untuk memenuhi kebutuhan sehar-hari agar asap dapurnya terus mengempul. Keringat itulah yang membuat badan mereka berisi dan sehat.

Si kaya tidak terima dengan penjelasan itu. Alasannya, orang yang hidupnya kelelahan berusaha dan kurang makan akan penyakitan karena terlalu banyak menguras tenaga. Karena itu pula ia tidak pernah menyuruh anaknya untuk bekerja, mereka hanya tidur, makan dan makan, menikmati kekayaannya.

Besoknya si kaya kembali bertanya, penjelasan yang sama juga diberikan si miskin. Namun lagi-lagi ia menolak penjelasan itu. Si kaya yang kikir itu menduga malah menuduh keluarga miskin itu mencuri sesuatu darinya. Namun setelah ia memeriksa perbendaharaan hartanya satu persatu tak ada yang hilang, semuanya masih utuh.

Kemudian ia kembali lagi bertanya pada si miskin tentang hal yang sama. Tak mau terus menerus ditanya tentang hal itu. Si miskin mencoba mencari penjelasan baru. Ia berkata, tak mungkin mencuri harta milik tetangga kayanya itu yang rumahnya dipagari tinggi-tinggi, hingga semut pun susah masuk, apalagi dirinya yang berbadan besar. “Mungkin hanya asap dapur tuan yang masuk ke rumah kami, aromanya singgah ke meja makan kami, hingga hidangan kami jadi lebih lezat. Bukankah istri kita sering masak dan makan pada waktu yang sama?,” jelas si miskin dengan santai.

Si kaya geleng-geleng kepala. “Ya..itu yang telah kau curi dariku. Asap dapurku dengan aromanya..yaa..ya..ya…aku tahu jawannya sekarang,” kata si kaya. Esoknya ia mengubah letak dapurnya menjadi jauh dari rumah si miskin. Namun sampai berbulan-bulan keluarga si miskin malah semakin bertambah gemuk, sementara si kaya tetap kurus. Ia putus asa dan membawa masalah itu ke hadapan raja. Ia menuntut si miskin untuk membayar asap dapurnya dengan sekilo emas.

Raja kemudian memerintahkan pengadilan untuk menyelesaikan kasus itu. Namun belum ada aturan hukum yang mengatur tentang pencurian asap dapur. Pengadilan dan raja negeri itu jadi bingung.

Satu-satunya orang cerdik yang dianggap mampu memecahkan kasus itu hanyalah Abu Nawas. Namun ia meminta imbalan yang sama kepada raja dengan tuntutan si kaya. Dan Abu Nawa minta dibayar dimuka. Raja menyanggupinya.

Berjalanlah Abu Nawas bersama raja dan hakim ke rumah si miskin dan si kaya yang bertetangga itu. Abu Nawas mengambil miliknya yang diberikan sang raja dan mengikatnya di atap rumah si miskin. Kemudian ia mengatakan bahwa kasus itu telah selesai.

Si kaya tidak terima, ia ngotot harus mendapatkan emas itu sebagai bayaran dari asap dapurnya. Lalu kepada raja, hakim dan penduduk yang menyaksikan sidang lapangan itu, Abu Nawas menjelaskan, asap dapur si kaya di bawa angin ke rumah si miskin, hingga ia menikmati kelezatannya meski hanya aromanya saja. “Sekarang biarkan angin yang menghenbuskan emas itu dengan rasanya ke rumah si kaya, biar si kaya bisa menikmatinya,” kata Abu Nawas.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.