Berbicara tentang topeng tidak akan habis-habisnya, Tuan. Karena topeng adalah sebuah kamuflase untuk menyembunyikan siapa diri kita sebenarnya. Berlagak bersih bak mandi setiap hari dengan “Bayclin” (emang bisa). Tapi Tuan lupa, karena Tuan jarang bercermin tetapi lebih asik cari angin.
Baiklah Tuan, sekarang Tuan memang hebat. Jauh lebih hebat jika dibandingkan dulu, semasih menjadi merpati kelas biri-biri. Sekarang Tuan berpenampilan seperti merpati selayaknya. Merpati kelas sapi. Merpati kelas kakap dengan makanan kakap pula. Yang digasak juga yang kakap-kakap.
Soal topeng, mungkin Tuan lupa kalau sedang pakai topeng juga. Dengan topeng “bayclin” Tuan bisa kemana-mana. Tak ada yang berani macam-macam sama Tuan. Karena Tuan punya pabrik donat yang dulunya banyak diminati konsumen. Tetapi belakangan ini donat Tuan kurang laris. Karena peminat mulai bosan. Kadar gula dan “Klo Heng” yang Tuan taruh pada adonan donat terlalu berlebihan. Peminat donat takut penyakitan.
Ah koq jadi cerita donat…. Maksud saya, perkara topeng. Tuan mungkin tidak sadar atau pura-pura tidak sadar. Pasalnya, dengan pabrik donat milik Tuan. Tuan sedang memakai topeng juga. Tapi, topeng indah dengan tak-tik indah pula. Kalau topeng dikastakan, maka Tuan rajanya topeng.
Ibarat maling, Tuan pakai topeng untuk teriak maling. Kata orang-orang awam (saya tidak ada kenalan orang hebat dan ahli-ahli-red), “maling teriak maling”. Kalau perkara topeng. Tuan adalah raja topeng yang teriak topeng.
Kembali ke pabrik donat, sebagai pemilik pabrik, Tuan bisa memerintah pekerja Tuan untuk membeli gincu berwarna kuning. Kalau Tuan mau donatnya berwarna kuning. Lain waktu jika peminat donat kuning kasih lebih, karena persoalan warna menggangu habitat konsumen. Tuan akan menyuruh anak buah tuan ganti gincu biru.
Lain waktu Tuan akan membuat sayembara “gura-gura” untuk memilih peminat terbaik, versi Tuan tentunya dengan aturan yang juga Gura-gura. Karena sayembara itu dikelola dan atas veto Tuan. Jadilah peminat terbaik terpilih dengan jajak pendapat ala “raja topeng” nya Tuan. Terbaik dari yang amat sangat terburuk hasil sayembara pabrik donat Tuan.
Lain waktu Tuan, dengan topeng yang selalu terpakai rapi dan selalu dibersihkan dan dicuci bersih. Tuan akan menggertak membuat warna donat dengan warna dominan habitat lain. Orang pada takut, dengan pabrik donat sekarang, Tuan punya kuasa. Kalau Tuan warnai donat dengan gincu yang Tuan inginkan, siapa mau protes. Tuan demang disana hanya Tuan. Suka hati Tuan lah….
Tapi lain cerita jika Tuan dengan satu peminat donat ada memori sekarung bambu, konsumen donat mau borong donat produksi Tuan, maka Tuan bela-bela dengan strategi jitu mengorbit peminat. Hingga kadang tidak diterima akal sehat. Pokoknya, jika orang itu tidak mau kerja sama jual donat Tuan, maka Tuan akan kata “bersiaplah, stok warna-warna masih banyak,”.
Oya Tuan, apa bagian dana dari asosiasi seluruh pabrik donat masih ada sisa. Hemat-hemat Tuan. Mana tahu nanti bagian itu tidak dapat lagi, dengan apa mau beli topeng dan warna warna untuk menggertak peminat donat. Ah… si raja topeng.[]