Negara Huda Hudu yang jadi daerah terfavorit dalam Cangpanah made in koran lokal Harian Aceh memanglah sangat unik, serta lain dari yang lain. Mengapa demikian?
Ratusan ribu rakyat di negara khayal itu kabarnya kini sedang sibuk mengikuti testing di lembaga pemerintahan setempat guna menempati posisi sebagai pembisik para Bupati dan Walikota se-Negeri Huda Hudu yang tercinta.
Keren kan? Konon, besarnya antusias masyarakat ini terjadi pasca beredarnya pemberitaan di Negeri Huda Hudu bahwa posisi pembisik ternyata bisa berbuat apa pun seperti yang terjadi di negeri bekas konflik, yang menjadi tetangga Negeri Huda Hudu.
Jabatan para ‘pembisik’ ternyata jauh lebih menjamin masa depan dari pada harus tes Pegawai Negeri Sipil (PNS) di daerah-daerah lain di dunia. Jabatan ini juga jauh cepat bisa menjadi kaya raya dari pada harus menjadi kepala pemerintahan dahulu untuk korupsi seperti yang terjadi selama ini di Negeri Huda Hudu.
“Nanti kalau kita sudah jadi ‘pembisik’, nama kita akan tenar dan setiap kepala SKPA pasti akan takut pada kita sehingga uang sogokan akan terus mengalir ke rekening kita. Heheee,” ucap Abu Din, yang menjadi pelamar ke 1001 di daftar calon pembisik untuk lembaga Pemerintahan Huda Hudu pada kedua rekannya, Dek Gam dan Bejo.
Dua rekannya ini cuma mengangguk kecil. Memang dari dulu, ketiga sahabat ini selalu rukun dan damai tanpa harus ada perang dahulu, baru berdamai kemudian seperti yang terjadi di negeri bekas konflik yang menjadi tetangga mereka.
“Kalau jadi pembisik nanti, kita renggangkan dahulu hubungan antara Bupati dan Wakilnya. Kemudian baru kita tingkatkan daya jual kita. Bisa begitu Bejo?” ucap Dek Gam. Sedangkan Bejo masih diam dan mengangguk kecil seperti sedang merencanakan sesuatu.
Nah, singkat cerita, seleksi para pembisik di Huda Hudu pun berlangsung dengan aman dan damai. Para dewan juri, yaitu pembisik profesional yang khusus didatangkan dari negeri bekas konflik ternyata betul-betul melaksanakan tugasnya dengan baik, sehingga hasilnya betul-betul objektif.
Dari daftar pengumuman kelulusan, ternyata nama Abu Din, Bejo dan Dek Gam masuk pada calon cadangan. Sedangkan lima lainnya sudah final dinyatakan lulus dan ditempatkan di berbagai kantor Bupati dan Walikota se-Negeri Huda Hudu.
“Dari calon cadangan akan dipilih satu orang lagi. Berhubung Abu Din dan Dek Gam terlalu jujur dalam bersahabat, maka akhirnya kami memilih Bejo untuk mengisi jabatan ini. Selamat untuk anda, Bejo,” ucap dewan juri itu dengan tersenyum.
Namun belum selesai dewan juri ini berbicara, Dek Gam dan Abu Din langsung mencela. “Siapa bilang kami selalu rukun? Ini kan masalah pribadi yang hanya diketahui kami bertiga?” tandas mereka.
“Oh, itu tadi dibisik oleh Bejo. Dia lebih lihai berbisik dari kalian kan?” jelas dewan juri tadi.
Bejo senang bukan main, sedangkan Dek Gam dan Abu Din cuma bisa terdiam. Dalam hatinya.”Aku mesti berguru lagi ke negeri bekas konflik dan kembali tahun depan untuk ikut tes ini lagi,” desahnya.[]