APA kabarmu Tuan, dulu Tuan sudah hebat, kini makin hebat nampaknya, apalagi Tuan dengan leluasa bisa semaunya, suka-suka. Saya kagum sama Tuan, sikap Tuan memang belum berubah. Tetapi perilaku Tuan semakin menjajah. Ingat Tuan, roda berputar, sekali di atas sekali di bawah.
Oya Tuan, Anda kan pernah jadi ajudan raja kerajaan nagari, sampai beberapa bulan. Kemudian Tuan kabarnya menghilang dari tukang membawa map dan pemegang tali unta raja. Tuan melamar menjadi pengajar di sebuah lembaga pendidikan di pelosok nagari.
Memang sudah diprediksi Tuan, anda bakal lulus dan lolos menjadi pegawai kerajaan nagari, karena anda adalah salah satu pemegang cucuk hidung raja kami yang bodoh, raja yang menganggap orang lain seperti dirinya. Jujur, baik budi pekerti. Sehingga ditipu orang sekeliling pun rela, saking jujurnya.
Di lembaga pendidikan itu, kabarnya Tuan hanya sempat beberapa bulan saja mengabdi, insting mata duitan dan mata jalang proyek Tuan kembali menghantui saat mendidik dan mencerdaskan anak bangsa, tujuan kamuflase semula Tuan. Lalu pikiran itu bak mimpi buruk, buruk sekali, seburuk perangai Tuan saat ini.
Lalu Tuan mulai susun siasat, Tuan sudah tidak betah menjadi pendidik anak negeri, karena itu Tuan mau melabrak aturan dan menerobos kembali menjadi tukang pegang map dan tali unta raja nagari. Tetapi niat ditentang oleh pejabat urusan punggawa kerajaan nagari. Tuan marah, mengadu kepada raja nagari. Rajadin.
Alhasil Tuan menjadi staf di badan kerajaan nagari yang dipimpin Tuan Krep, mantan lawan politik raja nagari terpilih. Padahal Tuan belum boleh pindah dari pengajar di lembaga pendidikan nagari menjadi staf badan kerajaan nagari. Terhalang aturan. Tapi Tuan bisa, karena Tuan boleh suka-suka. Apalagi didukung Tuan Krep.
“Kesalahan terbesar raja nagari karena mempercayakan Tuan Krep, lawan politik mengelola dapur kerajaan, karena lawan politik pasti punya misi untuk menggagalkan program raja. Maka semua makanan dan minuman diracun. Bereaksi pelan-pelan, semua program gagal karena niat memang ingin digagalkan,” kata teman saya.
Raja nagari sepertinya mau membuat kerajaan nagari menjadi suka-suka dengan aturan yang suka-suka pula. Maka Tuan manfaatkan pengaruh, sekarang Tuan menjadi Tuan suka-suka. Membisik untuk memindahkan orang yang Tuan tidak suka. Suka menakuti pejabat nagari minta jatah pekerjaan yang didanai kerajaan. Bila tidak, Tuan murka.
Tapi Tuan, diperbantukannya Tuan ke Badan Tuan Krep, sebagai tenaga analisis lembaga pendidikan anak nagari terkesan dipaksakan Tuan. Di saat anak-anak butuh seorang pengajar karena selama ini kurang, malah Tuan punya misi tersembunyi. Karena setelah lulus malah ogah mengajar dan segera pindah kerja jadi staf badan.
Tak apa Tuan, mungkin dalam paruh waktu sekarang ini, dunia ini milik Tuan, barang kali lain waktu milik orang, saat itu barang kali giliran Tuan yang dijajah. Mungkin prinsip Tuan, menjajahlah sebanyak dan sesuka hati selama waktu karena nanti akan ada hari pembalasan, maka seri. Selamat Tuan.
Cerita soal Tuan adalah salah satu dari kebobrokan yang terjadi di kerajaan nagari ini. Di tangan orang yang katanya “tuan naikkan”, kerajaan nagari itu kini tidak membangun, selain itu ribut pula dengan wakil raja nagari karena raja yang keras kepala, itu andil hasil bisik Tuan dan orang-orang di sekelilingnya.
Kata teman saya, raja nagari yang sekarang di nagari kita raja meutap uyap. “Haba tanyoe han dideungo, haba droe ih pih han jeut pakek, ka keuh bak dipek-pek ju meu dua thon treu,k” ujar seorang mantan timses raja nagari. Ah…payah… lama-lama kerajaan ini persis seperti serial Sponge Bob di bawah laut. Tuan sungguh menyebalkaaaaan.[]