Kapitalisme adalah orang yang menganut paham bahwa segala sesuatu diukur dengan uang, semua bisa dibeli.
Penulis: Thayeb Loh Angen
Kapan-Kapan
Para artis bintang video porno telah minta maaf atas kesalahan moral mereka. Sementara pejabat korup dan penjabat tak becus mengurus negeri, kapan? Kata Apa Maun, permintaan maaf adalah sikap terhormat, dan apologi kesalahan sikap para pengecut. Nah, bandingkan saja para bintang video porno tersebut dengan para penjabat yang seperti haba tadi. Ya, baik yang mana, […]
Negeri Sehat
Semalam, Apa Maun mengikuti konferensi kinerja dokter se- kampong tak bernamayang diadakan oleh sebuah partai binaan Apa Main, namanya ‘Partai Begadang’ alias peureute hana eh malam.’ Seperti biasanya rapat di kampong tak bernama, ada beberapa orang yang sibuk membulatkan cahaya senter di dinding meunasah. Konferensi itu dibuat karena ada beberapa dokter berdemo untuk suatu hal […]
Ekonomi Aceh
Tadi malam, Apa Maun bermimpi bertemu dengan ahli ekonomi dunia di masa Sultan Iskandar Muda masih memimpin Aceh dan wilayah taklukannya. Ahli ekonomi dunia itu bernama Malem Dagang. Malem Dagang punya murid anak Inggris, namanya Adam Smith, yang kelak juga jadi ahli ekonomi dunia. Dalam mimpi itu, Malem Dagang memberikan beberapa nasehat tentang memajukan ekonomi […]
Terorisasi
APA Maun mengingatkan anaknya agar tidak bermain jauh-jauh dari rumah. Sebab, kini lagi gencar isu terorissasi. Anak Apa Maun yang baru kelas lima SD begitu ketakutan mendengar tembak-tembakan di kampung tetangga, kebetulan hari itu ia bermain ke rumah temannya di kampung itu. “Pak, kampung kita perang lagi, ya?” tanya Basyah, anak Apa Maun. “Bukan, itu […]
Mabrur
PADA suatu subuh yang lebih dingin dari pagi lain, ada tiga orang yang barusan pulang berhaji menjadi jamaah salat subuh di mesjid gampong. Ada Haji Abdullah, Haji Assamad, dan Haji Sulaiman. Ketika ketiganya datang, azan baru saja selesai dikumandangkan oleh muazzin yang pagi itu giliran Apa Maun yang bersuara merdu. Maka Apa Maun pun iqamat, […]
Hukum
Apa Maun Gampong Lon, suatu hari menjadi tukang cerita di sebuah kampung terindah tapi masih tak bernama. Apa Maun berkisah di pasar malam. Ia meriwayatkan, dulu, di sebuah kerajaan kecil berbentuk provinsi ada perdebatan kecil tentang sebuah produk hukum. Produk hukum itu dilahirkan oleh dewan yang tugasnya segera berakhir tapi tak jelas apa hasilnya. Mereka […]
Dongeng Aceh II
Suaraku memang nyaring, tapi bukan untuk menipu anak yatim dan janda korban konflik. Dan aku tidak pernah menjual sepotong ‘ayat suci’ pun. Jika memang harus menipu, aku tidak akan menipu mereka, tapi aku akan menipu orang yang telah menipu kalian. Dek Nong, berikan aku seruling dan menyanyilah! Karena lagu musik jiwa. Begitulah kata Kahlil Gibran. […]
Dongeng Aceh I
Saat aku kecil, aku dipaksa mengaji oleh ayahku ke sebuah tempat pengajian. Memang dipaksa. Jauhnya tiga kilo meter. Di tempat pengajian yang ada masjidnya itu, ada sebuah buku, aku baca setiap malam. Buku itu tak berjudul dan tak ada nama penulisnya. Tapi katanya itu buku keramat. Sebuah buku dongeng yang dikeramatkan. Di sana tertulis, orang […]
Profesionalisme
Di kampungku, Pak Sekgam yang tua itu marah-marah. Ia marah karena memang merasa harus marah. Begitulah kata Apa Basyah. Kalau kau mau tahu lebih lanjut, kau harus bertanya pada temanku, namanya Apa Bangai. Aku sudah bertanya padanya dan dia telah menceritakan semuanya padaku. Apa Bangai menceritakan padaku tentang alasan Pak Sekgam Marah. Kata dia, Pak […]