Tadi malam, Apa Maun bermimpi bertemu dengan ahli ekonomi dunia di masa Sultan Iskandar Muda masih memimpin Aceh dan wilayah taklukannya. Ahli ekonomi dunia itu bernama Malem Dagang. Malem Dagang punya murid anak Inggris, namanya Adam Smith, yang kelak juga jadi ahli ekonomi dunia. Dalam mimpi itu, Malem Dagang memberikan beberapa nasehat tentang memajukan ekonomi Aceh kepada Apa Maun.
“Ekonomi Aceh harus kuat. Di masa kami hidup, Aceh kuat karena berhasil membangun lumbung padi dan rakyat Aceh bisa swasembada beras, yang sebelumnya diimpor dari Parsia dan India,” kata Malem Dagang. “Ah, masak seeh! Aceh impor beras dari daratan Asia itu?” Apa Maun memberanikan dirinya membantah. “Aku pikir generasimu tidak sepesimis ini terhadap bangsa kita. Maka apakah aku harus simpulkan bahwa keruntuhan telah membuat generasi Aceh pesimis,” kata Malem Dagang.
“Aku tak pecaya Aceh sehebat itu, yang tuan sendiri punya murid seorang ahli ekonomi duania,” Apa Maun berkacak pinggang.
“Ternyata Snouck Hurgronje telah mengganti pikiran generasi Aceh menjadi semangka sepertimu. Kalau kau tak percaya, coba lihat di engeri antara pulau yang menguasai Aceh kini, untuk menteri urusan logistiknya, hanya orang Aceh yang pantas. Itu keturunan, sebuah keahlian warisan,” kata Malem Dagang. “Hmm, sehebat itukah Aceh dalam mengelola logistik? Lalau kenapa nkini Aceh harus impor beras, impor gula, impor telur, impor bra perempuan, impor banyak-banyak?” Tanya Apa Maun.
“Itu karena kalian tidak berani mengakui kekayaan tanah Aceh, dulu di masa kami hidup, lada Aceh kami ekspor ke seluruh dunia, juga bahan rempah-rempah lain, sekarang, kalian menjadi orang malas, tomat saja harus dipadok dari Medan,” kata Malem Dagang.
“Aku tahu itu, coba katakan pada kami generasi yang hidup di zaman ini, apa yang harus kami lakuikan agar Aceh punya ketahanan pangan seperti di masa baginda Malem Dagang hidup?” Apa Maun mulai melunak.
“Banyak yang harus kalian lakukan, dia ntaranya, kalaian harus menguatkan bidang pertanian dan perkebunan di Aceh, jadikan itu penghasilan utama, adopsi semua cara bertani dan berkebun tercanggih dari luar,” kata Malem Dagang.
“Baik, baginda Meuntroe Malem Dagang, penyelamat ekonomi rajadiraja Aceh, coba kaakan apa ayng harus kami alkukan lagi!” Apa Maun mau mendengar lanjutannya, namun tiba-tiba Malem Dagang lenyap. Apa Maun mencari-carinya, tapi tidak ditemukan, Malem Dagang telah hilang kembali ke masa silam, hanya ditemua dalam mimpi Apa Maun.
“Baginda Malem Dagang, katakana lagi selanjutnya!” teriak Apa Maun. Dan sebuah suara terdengar. “Lakukan saja itu dulu, jangan banyak Tanya, kalian harus bertindak cepat, panggil semua ahli pertanian dan kebun di Aceh!” suara itu pun lenyap, dan Apa Maun terbangun dari mimpinya.
“O, Malem Dagang hanya bisa ditemui dalam mimpi, tapi aku harus bertindak,” Apa Maun bangun dan mencari para sarjana dan ahli pertanian dan kebun di seluruh Aceh. Ia mau membangun pertanian dan perkebunan menjadi kekuatan pangan Aceh di zaman ini. Apa Maun juga mencari para pakar tambang bumi agar hasil tambang Aceh bisa dikelola oleh orang Aceh sendiri.