Mereka bergumul dengan para sesamanya. Yang tak lain adalah para alumni smanpat rintisan sekolah berstandar internasional. Tiap malam mengadakan kongres di warkop kwalabay. Berlagak tawa layaknya gagak yang terbang mencari mangsa. Berkicau tentang kuliah ataupun membanggakan dirinya yang tak lain selama berada di luar kota. Kiranya seekor gagak, gelegak meraka juga sama, para alumnus lainnya tak pernah dianggapnya sama sekali. bangga mengatakan dirinya orang sukses, jika ditelik kebelakang mereka yang berkesempatan berkuliah di luar pulau sumatera ini bukan semata karena kemampuannya sendiri melainkan mendapat surat rekomendari untuk berkuliah disana.
Tak ayal bagi rudy seorang mahasiswa yang berkuliah di ujung sumatera ini, tidak mau bergumul dengan para kumpulan orang kelabu ini. Mengapa tidak, bisa dikatakan mereka semua orang tidak cerdas. Ketika berada di warung kopi bukannya menseruputi minuman yang dihadangkan tetapi malah mengunlok sesamanya.
Sikap kekanak – kanakan seragam putih abu – abu ini, masih melekat di benak mereka. Seiring usia bertambah dan pengalaman yang lebih istimewa yang mereka dapatkan ketika berada di ibukota selalu saja dipamerkan setiap saat. Layaknya praja merak (orang yang suka memerkan) merasa dirinyalah yang mampu dan terbaik dari yang sebelumnya. Kini pesan singkat dari hanphone nadanya tidak berdering lagi. Hal yang sama ini juga dilakukan beberapa teman rudy, yakni razak dan fajrun.
Semenjak alumnus itu kembali ke desa, 2 orang gagak ini bersikukuh untuk berkomplotan dengan kawanan gagak kota yang baru saja tiba. Sebelumnya para gagak desa ini selalu saja menghubunginya disaat duduk di warung kopi. Ya.. sudahlah
Lebaran pun tiba, sebuah pesan singkat yang diterima oleh rudy mengatakan untuk berkumpul dirumah gajah bengkak untuk bersilahturahmi kerumah guru smanpat. Gajah bengkak sendiri adalah sebutan untuk teman perempuannya yang sikap dan kelakuannya persis gajah.
Hal yang sia – sia ucap rudy dalam hati, harus bergumul dengan masa lalunya kembali. Mengingat selama bersekolah di smanpat dirinya banyak mendapat cibiran dari berbagai pihak, dewan guru, siswa, Pembina asrama, bahkan satpam sekolah juga tidak senang pada dirinya, kecuali dek lastri kekasih pujaan hatinya, yang selalu saja menggap rudy benar di hadapannya. Karena kecintaannya yang begitu besar.
Rudy memiliki teman yang mempunyai idealis yang sama yakni alfonso. Teman sekelasnya. yang dulu sama – sama memangku jabatan perangkat kelas. Rudy sebagai komandan dan alfonso dipercayakan menjadi wakil komandan. Alfonso termasuk para gagak kota, tetapi pola pikir dirinya tidak ortodok layaknya para gagak lainnya. Pemikirannya berkembang serta memiliki wawasan yang tinggi namun sayang menjadi korban fitnah dari imam mushola yang bernama maulana
Maulana yang berpampilan sok selebritis tiap waktunya mengenakan pakian distro kemana saja langkah kakinya. Termasuk saat memasuki mushola menjadi ajang fashion show olehnya. Lalu sifatnya bubee 2 jap (bermuka dua) membuat ulah tiap harinya. Tetapi dengan kepintaran berbicara yang dia peroleh kala menonton sinema mampu membuat orang tertegun dengan perkataan yang menyisipi ayat al qur’an. Nauzubillahi min zalik.
Rudy memiliki beberapa teman seperjuangan dan bernasib sama dengannya pada waktu masih bersekolah disana. Antara lain levis, queen dan kalbuadi. Mereka dianggapnya sebagai pahlwan reformasi. Mempunyai idealis yang sama setara dengan para menteri dan pola pikir yang berkembang.
Hanya saja queen dan kalbuadi disibukkan dengan aktifitas sendiri hingga mereka tidak pernah bergumul bersama. Queen yang sedang menyiapkan mantera pengobatan untuk diusulkan menjadi obat penawar di fakultasnya dan kalbuadi yang kini menjadi petugas aparat desa yang sibuk mengumpulkan koalisi menjelang pilkada.
Satu lagi teman yang dianggapnya menderita sindrom paranoid yakni risnanda. menggap dirinya orang satu – satunya yang paling berkuasa dan mampu memimpin para gagak. Di satu sisi lain paranoidnya ini sejalan dengan prinsip ekonomi yang dia kedepankan. “Mendapatkan untung yang besar dengan modal sekecil – kecilnya”. Semua itu terlihat jelas pada saat duduk bersama di warung kopi. Dia menjadi bendahara untuk menyetorkan uang bayaran kepada kasir, tak ayal dirinya sama sekali tidak menyumbangkan dana sepeserpun. Wah… paranoid sejati umpatnya.
Alumnus merupakan siswa yang menamatkan sekolah di smanpat. Semenjak perubuhan jaman kearah pulau jawa, alumnus ini telah jauh dari haluan yang sebelumnya. Kebersamaan selama berada di asrama dan budaya meugade (meminta) lenyap dimakan oleh waktu. Dan khususnya para gagak bangga dengan fatamorgana sedangkan Ip satu koma.[]