Surat Museum

Dalam sepucuk suratmu yang kau kirim padaku seperempat abad yang lalu, kau menulis, “Kawan, dunia telah mengaduk kehidupan dalam sebuah blender waktu sehingga segala zaman nyaris tak dapat diidentifikasi jika peristiwa-peristiwa dalam kehidupan pribadi, keluarga, komunitas, kaum, suku dan bangsa baik dalam konteks sektoral, wilayah, daerah atau global tidak dicatat.” Demikian isi alinea pertama suratmu […]

Jingga

Shakir sedang merasakan jatuh cinta pada perempuan bernama Jingga. Sebagai penyair yang melankolis, Shakir merasakan perasaan itu benar-benar membuat jiwanya gemuruh. Ia menangis tersedu-sedu bila rindu. Sering sekali tiap malam ia menatap awan hitam pekat lalu menunjuk ke sana. Jarinya berpindah-pindah seakan sedang menghitung sesuatu. Di langit tak ada bintang, namun ia merasa angkasa sedang […]

Surat

MUSABAB Pengko telah menulis perihal kampusnya sekali dua di media, kini ia dikirimkan surat peringatan. Surat kaleng, kata orang. Bahwa surat itu kemudian berisi menggertak atau mengancam apa-apa yang telah Pengko tuliskan, ia sama sekali tak peduli. Ia tak gubris perihal isi surat itu. Ia sedang tertarik pada kisah seorang tukang kisah yang sedang resah […]

Surat

Cang  Panah, hanya istilah. Bukan benar-benar mencencang atau merajang nangka untuk kepentingan “kuah beulangong” waktu kenduri. Cang panah adalah pembicaraan dua orang atau lebih dengan topik yang tak terlalu terfokus. Tapi, Bung, saya tidak bisa ngomong bareng dengan Bung seperti yang dimaksudkan dalam terminologi cang panah, karena Bung sangat sibuk selama menjadi orang penting. Sebetulnya, bisa saja […]